since July 2013

  • RSS
  • Skype
  • Facebook
  • Yahoo

Twitter

PEMBUATAN TEPUNG DAN EKSTRAKSI PATI, SERTA KARAKTERISASI TEPUNG DAN PATI

Author Aloysius Boris Ronycahya - -
Home » PEMBUATAN TEPUNG DAN EKSTRAKSI PATI, SERTA KARAKTERISASI TEPUNG DAN PATI

PEMBUATAN TEPUNG DAN EKSTRAKSI PATI, MODIFIKASI TEPUNG KASAVA, PATI TERMODIFIKASI, SERTA KARAKTERISASI TEPUNG DAN PATI

Oleh :
Aloysius Boris Ronycahya (F34100089)

PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat pesat membuat kebutuhan akan bahan pangan juga semakin meningkat. Saat ini ketergantungan akan beras sebagai sumber bahan pangan utama menjadi salah satu masalah serius, terutama di beberapa negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini menuntut adanya inovasi dalam bidang pangan, baik pangan nabati maupun hewani sebagai salah satu bentuk diversifikasi bahan pangan. Salah satu teknologi yang semakin meningkat pesat adalah teknologi pembuatan tepung. Hal ini karena bentuk tepung yang sangat mudah digunakan sehingga lebih aplikatif jika digunakan dalam pembuatan inovasi bahan pangan. Oleh karena itulah teknologi pembuatan tepung ini sangat penting untuk dipelajari. Saat ini, terdapat berbagai macam sumber bahan baku pembuatan tepung diantaranya yaitu dari umbi-umbian dan serealia. Sebagai sumber karbohidrat, bahan-bahan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri dalam bentuk tepung, pati, hidrolisat pati dan pati termodifikasi. Bahan-bahan tersebut penting dalam industri pangan, lem, tekstil, kertas, pengeboran, permen, glukosa, dekstrosa, High Fructose Syrup (HFS), fermentasi dan lainnya.
Selain teknologi pembuatan tepung, banyak juga dikembangkan teknologi modifikasi tepung kasava atau tepung singkong. Singkong merupakan salah satu umbi-umbian yang sangat potensial sebagai pengganti beras. Namun penggunaan singkong sebagai bahan pangan utama ini sangat terbatas karena adanya HCN yang terdapat pada umbi tersebut. Agar pemanfaatan umbi singkong lebih luas maka HCN yang terkandung di dalamnya harus dihilangkan. Salah satu cara untuk menghilangkan atau mengurangi HCN yang terdapat dalam singkong tersebut adalah dengan memodifikasinya baik secara kimia, fisik, maupun enzimatis. Dengan modifikasi ini tepung kasava yang dihasilkan akan memiliki flavor yang lebih baik, aroma serta tekstur yang lebih baik, dan kandungan HCN yang lebih rendah sehingga dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk bahan pangan. Oleh karena itulah pembuatan modifikasi tepung kasava ini sangat penting untuk dilakukan.
Berbagai inovasi bahan pangan yang telah dilakukan tidak hanya sampai pada teknologi pembuatan tepung atau pati. Komoditi yang telah diubah secara fisik menjadi tepung atau pati memang lebih mudah dan lebih praktis penggunaanya, namun masih terdapat keterbatasan dalam aplikasi bahan pangan karena keterbatasan sifat atau karakteristik dari pati atau tepung. Oleh karena itulah dilakukan modifikasi pada tepung dan pati. Modifikasi tersebut menghasilkan pati termodifikasi dimana dapat diaplikasikan tidak hanya untuk bahan pangan. Pati termodifikasi ini memiliki karakteristik yang lebih baik sesuai dengan perlakukan yang dilakukan. Karena karakteristiknya yang banyak disukasi inilah dewasa ini banyak dikembangkan teknologi dalam pembuatan pati termodifikasi. Selain dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang, seperti pangan, kosmetik, dan tekstil, penggunaan pati termodifikasi juga dapat digunakan sebagai substitusi bahan baku industri sehingga mengurangi biaya poduksi. Oleh karena itulah pembuatan pati termodifikasi ini juga sangat penting untuk dipelajari.

1.2              Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui proses pengolahan tepung dan ekstraksi pati. Praktikum ini juga bertujuan untuk mengetahui proses modifikasi pati serta produk-produk dari modifikasi pati seperti farina, gaplek, rava, dan tepung kasava termodifikasi serta untuk mengetahui karakterisasi pati dan tepung sehingga dapat diketahui kualitas pati dan tepung tersebut. 

PENUTUP

1.1              Kesimpulan
Tepung merupakan salah satu produk agroindustri yang memiliki banyak fungsi dan manfaat. Tepung banyak dijadikan bahan baku utama pembuatan berbagai jenis makanan, antara lain roti, kue bolu, donat, dan biskuit. Sedangkan pati merupakan polimer D-glukosa yang ditemukan sebagai karbohidrat yang tersimpan dalam tumbuhan dan merupakan salah satu jenis polisakarida yang tersebar luas di alam. Pada pembuatan tepung, seluruh komponen yang terkandung di dalam bahan pangan dipertahankan keberadaannya, kecuali air. Sedangkan pada pembuatan pati, pada prinsipnya hanya mengekstrak kandungan pati saja. Nilai rendemen tepung singkong adalah 30%, sedangkan pati singkong adalah 11,79%. Hasil rendemen tepung singkong dipengaruhi oleh segar tidaknya singkong yang digunakan, karena menentukan tingkat kekerasan singkong terebut. Nilai rendemen pati singkong dipengaruhi oleh usia atau kematangan dari tanaman singkong.
Untuk mengetahui karakteristik tepung dan pati harus dilakukan beberapa uji seperti uji iod, bentuk granula, suhu gelatinisasi, kadar pati, apparent viscosity, dan swelling power. Uji iod bertujuan untuk mengidentifikasi polisakarida. Bentuk dan ukuran morfologi granula dipengaruhi oleh jenis bahan dasar tepung sehingga mempunyai bentuk dan ukuran yang spesifik. Suhu pada saat granula pati pecah disebut suhu gelatinisasi dan besarnya berbeda-beda tergantung pada jenis pati dan konsentrasinya. Kadar pati merupakan kriteria mutu dan kualitas pati murni yang dihasilkan. Viskositas atau kekentalan adalah daya alir bahan terhadap suatu gaya atau tekanan. Nilai kelarutan pati sangat bermanfaat dalam menentukan jumlah optimal dari pati yang akan digunakan untuk proses produksi atau konversi, sehingga akan dihasilkan produk dengan karakteristik yang diinginkan serta dapat menghindari penggunaan pati yang berlebih.
Ubi kayu segar dapat diolah menjadi beberapa macam bentuk tepung seperti tepung ubi kayu/tepung kasava, tepung gaplek, dan tepung tapioka. Tepung ubi kayu mempunyai kadar HCN yang lebih rendah dari tepung gaplek, serta lebih tahan terhadap serangan hama selama penyimpanan. Tepung kasava yang dalam pembuatannya melalui proses biologis akan mengalami suatu perbaikan mutu, diantaranya, warna semakin putih, aroma kasava berkurang secara signifikan, tekstur lebih halus, elastisitas meningkat, lebih mengembang saat digunakan sebagai bahan baku pembuatan produk olahan kue, serta rasa pahit juga akan berkurang secara signifikan. Kandungan proteinnya lebih sedikit dari pada tepung terigu. Namun kandungan kalsium, fosfor, dan serat lebih tinggi dibandingkan dengan tepung terigu. Tepung kasava telah banyak digunakan dalam pembuatan produk-produk pangan, antara lain seperti roti, biskuit, mie instan, dan lain-lain.
Modifikasi tepung kasava bertujuan untuk mendapatkan produk asam yang diinginkan seperti gari, agbelima, rava, farina, kivunde, fufu. Kemudian bertujuan juga untuk menghilangkan kandungan sianida dalam jumlah banyak dari varietas ubi kayu yang tinggi kandungan sianida melewati proses perendaman dan penumpukan serta untuk memodifikasi tekstur dari produk yang akan dihasilkan. Tepung kasava termodifikasi merupakan produk turunan dari tepung kasava yang menggunakan prinsip modifikasi sel ubi kayu secara fermentasi. Gari adalah makanan berbentuk butiran yang berwarna putih krem atau kuning jika ditambahkan dengan minyak palem dalam masakan. Rava adalah makanan berbasis tepung yang biasa digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan berbagai macam resep sarapan seperti uppuma dan halwa. Farina adalah ampas ubi kayu yang dimodifikasi. Sedangkan gaplek juga bahan makanan yang dapat diolah dari umbi ketela pohon atau singkong. 
Besar kecilnya rendemen yang dihasilkan pada modifikasi tepung kasava tergantung dari jenis metode yang digunakan. Hasil rendemen juga sebenarnya dipengaruhi oleh kadar air dan kadar abu. Semakin rendah rendemen yang dihasilkan, dimungkinkan bahwa terkandung kadar abu dan kadar air yang tinggi. Luas permukaan bahan yang digunakan juga merupakan faktor lain yang mempengaruhi besarnya rendemen. Uji hedonik dengan 4 parameter yaitu aroma, tekstur, penampakan, dan penerimaan umum terhadap semua jenis mocaf diperoleh hasil tidak ditemukan nilai yang berbeda nyata pada tiap parameter. Berdasarkan nilai rata-rata diperoleh kesimpulan bahwa tepung rava memiliki penerimaan umum paling baik dibandingkan dengan tepung yang lain, sedangkan mocaf bakteri asam laktat memiliki tingkat penerimaan umum paling buruk.
Pati termodifikasi adalah pati yang diberi perlakuan tertentu dengan tujuan untuk menghasilkan sifat yang lebih baik untuk memperbaiki sifat sebelumnya atau merubah beberapa sifar lainnya. Pregelatinisasi merupakan teknik modifikasi pati secara fisik yang paling sederhana yang dilakukan dengan cara memasak pati di dalam air sehingga tergelatinisasi sempurna, kemudian mengeringkan pasta pati yang dihasilkan dengan menggunakan spray dryer atau drum dryer. Pirodekstrin merupakan pati yang dibuat dengan menghidrolisis pati dengan asam dibawah suhu gelatinisasi, pada suhu sekitar 52oC. Quick cooking rice disebut juga dengan instant rice merupakan nasi yang yang telah mengalami proses pra pemasakan dan dikeringkan sehingga membuat proses pemasakan menjadi lebih cepat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi gelatinisasi adalah kandungan amilosa dan ukuran granula pati. Kejernihan pasta terkait dengan sifat dispersi dan retrogradasi. Swelling power merupakan kenaikan volume dan berat maksimum pati selama mengalami pengembangan di dalam air. Bentuk granula dari pati pregelatinisasi terlihat memiliki granula berbentuk bulat dengan ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan granula dari pati pregelatinisasi 50oC dan pati pregelatinisasi 60oC.